another ego, another learn

rabu, 18 desember 2013

waktunya praktek lapangan ke puskesmas, dan waktunya kembali ke TAMBAK: the amazing place where my courage and my real-self revealed. tempat gue belajar sosialisasi. tempat bersuka ria penuh kenangan suka cita selama KKN.

dan, okay, memang diawali dengan kata kata praktek-lapangan-di-puskesmas tapi gue ngetik ini bukan untuk ngejelasin gimana praktek lapangan, gimana manajemen puskesmas, apalagi buat ngajarin pelajaran pelajaran medis. ngga banget.

it's rather out of focus dari praktek lapangan. tapi ini berhubungan besar dengan kata kata yang gue perbesar. KKN dan TAMBAK.

gue emang belom cerita di sini gimana luar biasanya KKN gue, because it'll be a very very looooong stories. but, what everybody must know is: KKN gue bener bener sukses. gue bahagia punya temen sekelompok paling berwarna. mereka ngajarin gue tentang kehidupan BANGET.

dan sekarang, kembali ke TAMBAK lagi, satu pelajaran yang gue dapet:

it doesn't matter if people forget about you, doesn't recognize you.. what's important is you don't forget about them and you'll always remember what they had given in your life

awalnya emang kerasa awkward antara seneng-banget mau balik ke tambak dan perasaan rada malu kalo ketemu perangkat desa. perasaan campur aduk banget. gue harus gimana kalo ketemu warga desa?

gue harus nyapa mereka atau nggak? kalo mereka nggak inget gue siapa, gimana? malu dong, kalo udah nyapa, eh taunya warga ngga kenal gue siapa.

atau gue humble aja, sok kenal, atau malah sok iye sama warga sana?

gimana kalo selama ini ternyata gue-lah yang paling gak dikenal, atau paling dikenal jelek?

gimana kalo selama ini gue bukan siapa-siapa di mata mereka?

and so on.. so on..

dan begitu tadi pagi, gue ketemu perangkat desa untuk pertama kalinya setelah kkn berahir, di depan puskesmas, pertanyaan pertanyaan itu menyerbu masuk. gue nyengir ke bapak itu yang kayanya agak inget sama muka gue. ada perasaan ragu apa bapak itu masih kenal gue, dan ahirnya.. gue beranikan diri untuk salim sama dia. and yep, he remembered me. thanks, God! dan itu bikin hati gue lega dan nggak jadi awkward lagi.

setelah mulai santai, bahkan gue bisa nyapa pak kades yang lagi naik motor *mihihihi untung dia ga oleng motornya tiba tiba gue teriakin dengan gaya super-lebay* terus nyapa orang karang taruna juga walaupun awalnya dia bilang: siapa ya? -->gue gatau deh ini dia cuma bercanda atau ngga, gue tetep sok iye aja ngobrol sama dia dan pak kades.

sepulang dari tambak, barulah gue tersadar, dan gue merasa bersyukur udah bersikap humble sama warga desa sana.

the point is: nggak peduli apa kata mereka tentang gue, nggak peduli apakah gue diinget sama mereka, yang penting gue udah bersikap ramah. walaupun pada ahirnya mungkin setelah beramah tamah sama mereka, bakalan mereka mikir: ngomong-ngomong siapa ya mahasiswa yang sok iye tadi?, seenggaknya mereka inget kalo gue adalah mahasiswa sok iye yang ramah. hahahaha.

at last, gue bisa menurunkan ego sendiri: ego buat sok-selalu-diperhatikan semua orang, ego sok-selalu diinget semua orang, ego yang akan men-stop gue untuk bersikap ramah dan memenangkan sikap cuek gue yang udah tingkat kronis.
yang penting, gue inget mereka, inget semua pelajaran dan kenangan hidup dari mereka dan gue mnghargai itu. dan gue nggak akan lupain mereka, for sure!

being humble is so much fun!



*oiya, bu bidan desa juga apal banget sama gue, katanya: kamu kan yang waktu itu nganterin temen kamu sakit? walaupun ini bukan kenangan yang bagus, at least, dia kenal gue! mehehehehe*

Tidak ada komentar: